HUBUNGAN INDUSTRIAL: PENDEKATAN KASUS
EKONOMI & BISNIS
Hubungan industrial menggambarkan sebuah sistem yang
kompleks, yang pada dasarnya merupakan hubungan antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa di tempat dan di lingkungan pekerjaan. Para
pelaku tersebut terdiri atas pengusaha/pemilik, manajemen/pimpinan perusahaan,
karyawan/pekerja, dan pemerintah serta masyarakat. Mereka berperan serta sesuai
dengan kedudukan atau bidangnya masing-masing sehingga harapannya akan
menumbuh-kembangkan iklim kerja, kualitas kerja, dan usaha yang harmonis.
Sesuai dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional maupun Daerah (RPJPN dan RPJPD),bahwa pembangunan nasional
dan daerah yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan untuk
membangun manusia Indonesia seutuhnya dan kesejahteraan masyarakat seluruhnya.
Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut, dibutuhkan perubahan yang
berkesinambungan dan konsisten baik menyangkut perencanaan, pengorganisasian,
implementasi, maupun pengendalian terhadap berbagai aspek kehidupan
masyarakat dalam bidang sosial ekonomi umumnya dan khususnya dalam bidang
hubungan industrial.
Hubungan industrial menggambarkan
sebuah sistem yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan hubungan antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa di tempat dan di lingkungan
pekerjaan. Para pelaku tersebut terdiri atas pengusaha/pemilik, manajemen/pimpinan
perusahaan, karyawan/pekerja, dan pemerintah serta masyarakat. Mereka berperan
serta sesuai dengan kedudukan atau bidangnya masing-masing sehingga harapannya
akan menumbuh-kembangkan iklim kerja, kualitas kerja, dan usaha yang harmonis.
Dalam kaitannya dengan pencapaian
tujuan tersebut, muncullah berbagai masalah yang kompleks yang bersumber dari
faktor internal maupun eksternal. Dari faktor internal, selain karena
keterbatasan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, sikap mental para pelaku
hubungan industrial tidak terlepas dari warisan masa lampau yang
kecenderungannya menuju perpecahan dan ketidakserasian. Sedangkan dari faktor
eksternal, berbagai aspek proses penyederhanaan dan pembaharuan sarana dan
prasarana organisasi dalam hubungan industrial pun sangat terbatas dan
kemungkinan memiliki skala prioritas yang rendah.
Kesemuanya itu bermuara pada tingkat
kesadaran, keikhlasan, dan komitmen pimpinan perusahaan akan arti penting
hubungan industrial yang didukung oleh karyawan atau pekerja yang memiliki
kesadaran dan keikhlasan serta komitmen dalam mendukung tercapainya tujuan
perusahaan. Tidak kalah penting, pelaksanaan sosialisasi hubunganindustrial
yang lebih bersifat menyadarkan atau mengubah sikap mental para pelakunya
juga harus didukung oleh pemerintah melalui law-enforcement dan
masyarakat yang madani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar