Rabu, 09 November 2016
PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan (bahasa Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan] Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
• Percaya diri
• Berorientasikan tugas dan hasil
• Berani mengambil risiko
• Kepemimpinan
• Keorisinilan
• Berorientasi ke masa depan
Kewirausahaan Tradisional dan Kewirausahaan Modern
Dalam dunia bisnis ada dua klasifikasi bisnis dilihat dari sistem kerjanya, ada yang disebut sistem bisnis tradisional, dan ada sistem bisnis modern. Sering kali seorang pemilik bisnis dari jenis tradisional merasa bahwa perkembangan usahanya sulit untuk berkembang dan sering kali stagnan, bukan dalam artian usaha yang dijalaninya mati, tetapi bisa dikatakan kurang bonafit berbeda dengan perusahaan / bisnis modern dimana perkembangannya bisa saja sangat cepat dan tentu profitable.
Lalu apa yang menjadi pembeda dari dua jenis bisnis tersebut? Yang menjadi pembeda dari bisnis tradisonal dan modern adalah dalam sistem partisipasi dan berbagi beban/ keuntungan. Maksudnya sebuah bisnis tradisional lebih fokus pada pemasaran dan produksi dimana muncul asumsi bahwa kedua hal tersebut bisa dilakukan oleh diri sendiri pada saat bersamaan, karena terhitungnya akan lebih menguntungkan jika dikerjakan sendiri dari pada harus di bagi kepada orang lain. Memang hal tersebut bisa saja dilakukan melakukan dua fungsi secara bersamaan sehingga Anda bisa di bayar dobel dan itu menguntungkan bagi Anda sebagai pemilik dan pengelola usaha.
Bagaimana dengan sistem modern? Mereka lebih peka terhadap kemampuan diri dan harapan, sehingga bisnis pada jenis ini lebih terbuka untuk berbagi dan membuka partisipasi secara terorganisir. Asumsi yang dipakai ialah kuantiti, tidak apa mendapatkan untung sedikit dari 1 pembeli/ klien, tetapi harus memiliki 1000 klien. Dan pada jenis bisnis ini akan mampu untuk memproduksi 1000 produk karena tersedia SDM dan pasarnya.
Contoh Usaha Tradisional
- Membuat kripik jamur
- Kursus music
- Kurir
Contoh Usaha Modern
- Distro
- Minimarket
- Onlineshop
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar